Friday, December 1, 2017

IDBSex - Bercinta Dengan Bibiku Yang Putih Bersih!

 IDBSex - Bercinta Dengan Bibiku Yang Putih Bersih!


Ceria Sex Buat Coli Terbaru dan Terupdate - Halo, aku akan menceritakan pengalaman indahku. Namaku Billy . Aku sekarang udah punya istri dan punya dua anak. Terus terang, ketika pertama membuka situs ini, geli rasanya hati ini. Pertama kali aku sempat heran, kenapa kok banyak orang yang rela membuka-buka “aib” sendiri dihadapan publik seperti di situs ini.

Cerita Sex Buat Bahan Coli Terbaru dan Terupdate - Tetapi keherananku seperti terjawab dengan sendirinya. Peduli amat ahh, pikirku waktu itu. Dan, lama-kelamaan akhirnya muncul juga keinginan untuk turut bagi-bagi pengalaman tentang dunia seks yang ternyata cukup luas, unik, menarik, seronok, dan bahkan sering menjijikkan.

Pertamakali aku mengenal seks adalah saat aku duduk di kelas dua smp. Waktu itu aku tinggal bersama paman di kota BJM, sedangkan keluargaku tinggal di kota JKT. Beda dengan saat tinggal bersama keluargaku, di rumah paman ini aku diberi kebebasan bergerak sesukaku, apalagi pamanku yang anggota TNI sering tidak berada dirumah sementara istrinya, Bi Vira, tidak berani melarangku.

Salah satu hobi beratku waktu itu adalah melototin TV sampai larut malam. Hingga suatu saat, ada sebuah film menarik yang sedang aku tonton, yang ternyata juga sempat membuat Bi Vira betah menontonnya hingga larut malam. Saat itu aku hanya berdua dengan Bi Vira. Maka ketika sesekali Bi Vira berkomentar, aku langsung menyahut sekenanya. Sampai suatu saat ada adegan yang agak porno dan panas, tiba-tiba Bi Vira nyeletuk: “Heh, yang ini kamu gak boleh lihat, masih kecil!” katanya sambil matanya tetap melotot ke layar TV.

Tanpa pikir panjang dan tanpa sadar bahwa Bi Vira adalah istri pamanku sendiri, waktu itu aku menyahut dengan nada agak nakal. “Udah di sunat kok Bi, tinggal nyoba pakeknya yang belum,”. Kataku.


Mungkin karena merasa risih atau sungkan, waktu itu Bi Vira hanya diam dan tidak langsung menanggapi celoteh nakalku. Entah kenapa, waktu itu aku seperti sengaja memancing agar Bi Vira mau ngomong yang jorok-jorok. Maka akupun terus berceloteh sesukaku. Dan tiba-tiba Bi Vira membuka mulutnya.

“Emang kamu ngerti yang gituan?”

“Ngerti dong. Wong nggak sulit kok!”

“Kalau ngerti ya udah!” katanya sambil melirik ke arahku.

Setelah beberapa saat kami saling terdiam, lalu aku coba membuka pembicaraan lagi. Dan kali ini aku sengaja lebih mengarah.

“Bi, katanya kalau pertama begituan rasanya sakit yah?”

“Nggak tahu!”

“Lho, waktu pertama dulu Bibi merasa gimana?”

“Lupa!”

“Kalau udah sering gituan, enak ya Bi?”

“Ahh kamu mau tahu aja!”

“Ya emang pingin tahu, Bi!” kataku sambil menahan nafas yang terasa mulai menyesakkan dada. Dan sejurus kemudian, istri paman yang masih terlihat cantik dengan tubuh yang padat berisi itu tiba-tiba menatapku tajam. Aku yang waktu itu masih kuper, hanya bisa membalasnya dengan senyum kecut, karena takut kalau-kalau dia marah dan melaporkan kelakuanku kepada paman. Tetapi, entah setan mana yang tiba-tiba datang dan sengaja menebar godaan, hingga tiba-tiba aku memberanikan diri mendekat kearah sofa tempat duduk Bi Vira.

Seperti sengaja memberiku kesempatan, waktu itu Bi Vira hanya diam saja ketika tangannya aku pegang-pegang. Dan aku yang mulai tak terkendali, terasa semakin berani melangkah lebih jauh. “Jangan Bil! Aku ini Bibimu!,” rintihnya ketika tanganku mulai menelusup masuk kebalik baju dasternya yang longgar.

“Bi, ayo Bi. Aku ingin sekali merasakan!” rengekku.

Dan, Ouuw, tanpa banyak ba-bi-bu lagi, tangan Bi Vira langsung meraih selangkanganku, meremas kemaluanku dengan lembut sambil matanya sedikit terpejam. Lalu aku balas dengan meremas buah dadanya yang masih kenyal dan menggemaskan. Dan setelah aku berhasil melucuti daster Bi Vira, ganti dia yang dengan cekatan menarik resluiting celanaku, lalu menariknya hingga aku telangjang.

Bi Vira langsung jongkok di hadapanku. Lalu dengan lahapnya dia melumat kemaluanku sampai seluruh bagian diselangkanganku. Aku hanya bisa merem-melek dibuatnya. “Ouuhhg, terus Bi, terusss Bi.!” Kataku seperti melayang-layang terbuai kenikmatan.

Setelah puas melumat alat vitalku, Bi Vira lalu berdiri persis dihadapanku sambil menyorongkan vaginanya ke mukaku. Tanpa merasa jijik, akupun menjilati lobang vagina Bi Vira yang sudah mulai basah. “Oughh Bill, teruss Bill.. terussss,.. achhhh..eeemhh,!” celotehnya sambil terus menekan-nekan vaginanya ke arah mulutku…

“Teruss Bill, bibi hampirrrr, ooughh…!” erangnya sambil mendekapkan kepalaku kearah selangkangannya. Dan tiba-tiba Bi Vira mendorongku hingga aku rebah di Sofa. Lalu dia menindihku, sementara tangan kirinya menuntun kemaluanku ke lobang Vaginanya. “OOuuugghhh… SSsttttss...ahhhhh!!” rintihnya ketika kemaluanku sudah terjepit di selangkangannya. Bi Vira yang nampak mulai hilang kesadarannya itu, mulai menggoyangkan tubuhnya. Matanya terpejam, sedangkan dari bibirnya terus mendesis seperti ular kobra yang hendak mematukkan bisanya. “OOOuuuugghhhhhh…….Aku kellluuuaarrrr BBiilllll,!!” Jeritnya tertahan, sementara tanganya mendekapku erat-erat. Lalu dia menggolosoh di sampingku.

“Bi, aku belummm,!” bisikku ketelinganya.

Lalu, Bibi menarikku keatas tubuhnya yang sudah basah oleh keringat. Sambil tetap memejamkan matanya, Bi Vira meraih kemaluanku dan menuntunnya masuk ke lobang memeknya yang sudah basah kuyup. “Ayo Bill,.. “ katanya lirih… Dan, “OOuugghhh,… SSsttssss, achhhhhh,.. Biiii,!!”.. Spermaku pun muncrat dengan deras setelah lima belas menit lamanya aku menggesek-gesekkan kemaluanku dalam lobang vaginanya….

Sejak kejadian malam itu, aku merasa seperti orang yang ditakdirkan menjadi keponakan yang paling kurang ajar terhadap pamannya sendiri. Sebab, hampir setiap saat ketika paman tidak ada dirumah, akulah yang menggantikan paman untuk memuaskan nafsu birahi bibiku. Dan kapanpun bibi mau, di kamar, di rang tamu, di dapur ataupun di kamar mandi, aku selalu dapat memuaskan nafsu bibiku….

Selesai.
IDBSex - Cerita Sex Buat coli Terbaru dan Terupdate
Baca Juga : • Teman Wanitaku Yang Putih seksi






No comments:

Post a Comment